Skip to main content

Kisah Bangkitnya Warung ‘Berkah’ Jainuddin di Lagoa, Jakarta Utara

Warung Jai di Jakarta Utara. -MAJALAH KBN-

JAKARTA - Membuka warung di bagian depan rumahnya sudah dijalani keluarga Jainuddin puluhan tahun lalu. Namun, keuntungan yang lumayan, baru dinikmati keluarganya empat tahun terakhir. Sungguh perjalanan waktu yang sangat panjang. 

Ternyata, pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2019 ikut berperan membangkitkan warungnya. Wabah yang bikin dunia gonjang-ganjing ternyata punya dampak manis bagi usaha warung “Berkah” milik Pak Jai.

Alkisah, ketika itu masyarakat sekitar yang turut terdampak pandemi memburu makanan dan sayuran dengan harga ‘miring’. Warung Pak Jai yang jualannya dikenal lebih murah menjadi sasaran warga yang ingin lebih berhemat.

Melihat penjualan di warungnya yang terus naik, Pak Jai menginvestasikan sebagian uang pensiun dari tempatnya bekerja PT Dok Koja Bahari (BUMN) untuk memperkuat modal dagangannya.

Dengan keuntungan yang terus merambat naik, warungnya yang semula kecil dikembangkan menjadi lebih luas dan jauh lebih lengkap. Dari sisi manajemen, Pak Jai kini setelah pensiun juga bisa lebih fokus ikut mengurus warungnya agar lebih maju.

“Hanya barang-barang elektronik seperti kipas angin, blender, dan sejenisnya yang belum saya sediakan. Selain kebutuhan pokok, kebutuhan dapur, selalu tersedia anaka sayuran, buah, daging, ikan, dan lainnya,” kata Jainuddin sambil menunjukkan barang dagangannya di tempat usahanya, Jl. Mundu Luar RT 011/011 Kelurahan Lagoa, Kec. Tanjungpriok, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Usaha warungnya diakuinya sudah banyak dikenal masyarakat setempat, karena memang sudah ada puluhan tahun lalu. Tapi, karena sebelumnya hanya usaha sampingan, jadi sulit berkembang. Apalagi pesaing baru bermunculan. 

Setelah pensiun ia sengaja menyisihkan sebagian dari uang pesangon untuk menambah modal. Kebetulan pada waktu itu juga mendapat kesempatan untuk mengajukan pinjaman pada TJSL PT KBN. Ayah tiga anak yang kini berusia 60 tahun itu pun tak mau melewatkan kesempatan emas itu untuk mengambilnya.

Dengan modal yang lebih kuat, Pak Jai kemudian bergabung dengan sebuah perusahaan ayam beku (frozen) Berkah. Dimulai dengan membeli tiga buah kulkas frozen ayam beku, kemudian terus berkembang sampai menjadi 9 kulkas. Pak Jai kemudian memperluas tempat berdagang yang semula hanya beberapa meter menjadi lebih luas lagi.

Kedelapan saudaranya yang punya hak waris dari orang tuanya diberi ganti berupa uang untuk membeli rumah di tempat lain. Kini, ia sedang membangun tempat usaha sekaligus gudang di atas lahan 320 meter persegi warisan orangtuanya itu. Dibantu ketiga anaknya, kini warung Pak Jai semakin lengkap.

Salah seorang pelanggan ibu rumah tangga ketika ditanya mengapa lebih memilih warung Pak Jai, alasan utamanya karena harganya relatif lebih ‘miring’.

Apa yang dikatakannya mungkin tidak berlebihan. Untuk mendapatkan margin yang lumayan, Pak Jai mengaku sengaja berbelanja pada pedagang besar yang mengambil barang dagangan langsung dari produsennya di kawasan Bogor.

Contohnya untuk sayuran, termasuk bumbu-bumbu seperti cabe dan lainnya ada pemasok dari Bogor yang selama ini harganya teruji bisa bersaing. Jauh lebih mudah dan murah dibandingkan kalau berbelanja di pasar induk.

Berapa omsetnya sehari? Ternyata cukup besar. Pada hari-hari biasa perputaran uang di warung Pak Jai rata-rata 10 juta rupiah. Sementara pada saat puasa atau menjelang lebaran bisa jauh di atas angka tersebut. Apalagi biasanya warungnya menjual dalam program paket Lebaran.

Dengan keuntungan rata-rata 7%, Pak Jai mengaku dalam sehari bisa mengantungi laba antara 700 ribu sampai 1 juta rupiah. Wow... lumayan besar ya? “Alhamdulillah,” katanya.

Dari keuntungan yang diperoleh itu, selain untuk menambah usaha yang sudah berjalan selama ini, sebagian lagi digunakan untuk merenovasi bagian rumah yang dibeli dari saudaranya.

Ada sebagian dari rumah itu yang nantinya jadi tempat berdagang peralatan elektronik dan rumah tangga. Dimulai dari barang-barang yang dibutuhkan setiap rumah tangga, seperti blender, kipas angin, sampai dispenser dan lainnya.

“Seperti dagangan lainnya yang selama ini saya beli cash, untuk produk baru itu juga cash. Saya nggak mau konsinyasi. Makanya, saya nunggu modal terkumpul dulu...” katanya mengakhiri perbincangan. 

<>MAJALAHKBN/my

Leave a Reply

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <br> <p> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id> <cite> <dl> <dt> <dd> <a hreflang href> <blockquote cite> <ul type> <ol type start> <strong> <em> <code> <li>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

Article Related